Senin, 14 November 2016

Seembun air Penyejuk Kalbu

Hai guys bagi kalian yang merasa hidup itu sangat berat,bagi kalian yang haus kata-kata mutiara,dan bagi kalian yang butuh pedoman, ini dia Ve mau kasih janji ALLAH terhadap kita Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga beliau, para sahabat beliau dan kepada para pengikut beliau hingga hari kiamat. 
Seluruh manusia diciptakan oleh Allah dan diberi kesempatan hidup di bumi untuk diuji. Manakah di antara mereka yang taat kepada penciptanya dan mana yang menuruti hawa nafsunya? Allah ta’ala berfirman, إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعاً بَصِيراً “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya [dengan perintah dan larangan]. Karena itu, Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insan: 2)
 Siapa saja yang tidak menaati Allah, mereka adalah orang-orang yang menuruti keinginan hawa nafsunya. Dan bagi mereka adalah apa yang Allah ancamkan dalam firmannya, إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَا وَأَغْلَالاً وَسَعِيراً “Sungguh, kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Insan: 4)
 Adapun mereka yang menaati Allah dengan berbuat baik di kehidupannya, maka bagi mereka adalah kebaikan dari Allah yang telah menjadikan mereka baik. O إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُوراً O عَيْناً يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيراً “Sungguh, orang-orang yang berbuat kebaikan akan minum dari gelas [berisi minuman] yang campurannya adalah air kafur. [Yaitu] mata air [di dalam Surga] yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Insan: 5-6) 
Bagi mereka keamanan dan kebahagiaan dari Allah, sang pemilik seluruh alam. Selama masih hidup di dunia, manusia akan senantiasa diuji oleh Allah. Sebab memang demikianlah kehidupan dunia: sebuah negeri tempat ujian. Allah ta’ala berfirman, وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ “Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan [yang sebenar-benarnya] dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (QS. Al Anbiya: 35) 
 Seseorang akan diberikan kebahagiaan untuk diuji, apakah ia mensyukurinya. Ia juga akan ditimpa musibah yang membuatnya merasa berat dan sedih untuk diuji, apakah ia dapat bersabar. Selain itu, ia pasti akan melakukan kesalahan berupa pelanggaran, kemaksiatan, kezaliman dan perbuatan-perbuatan yang mendatangkan dosa dan murka Allah untuk diuji, apakah ia mau bertobat meminta ampun kepada Rabb yang mampu mengampuni kesalahan-kesalahannya. Kepada mereka yang mendapatkan kenikmatan, perhatikanlah firman Allah. وَمِنْ آيَاتِهِ أَن يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُم مِّن رَّحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia mengirimkan angin [1] sebagai pembawa berita gembira, [2] agar kalian merasakan sebagian dari rahmatNya, [3] agar kapal dapat berlayar dengan perintahNya, [4] agar kalian dapat mencari sebagian karuniaNya, dan [5] agar kalian bersyukur.” (QS. Ar Rum: 46) Juga firmanNya, فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ “Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepada kalian. Bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kalian ingkar.” (QS. Al Baqarah: 152) 
 Dan juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah benar-benar ridho kepada hamba yang memakan makanan kemudian memuji Allah dan meminum minuman kemudian memuji Allah.” (HR. Muslim dari Shahabat Anas bin Malik) Untuk mereka yang ditimpa kesulitan, perhatikanlah firman Allah وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155) Dan juga firmanNya, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian.” (QS. Ali Imran: 200) Dan juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa saja yang menjaga diri dari meminta-minta kepada orang lain, maka akan diberi rezeki [berupa kepuasan] oleh Allah. Siapa saja yang merasa dirinya cukup, maka akan diberi kekayaan oleh Allah [kaya hati dan jiwa]. Dan siapa saja yang berusaha berlaku sabar, maka akan dikaruniakan kesabaran oleh Allah. Tidak ada seorang pun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas kegunaannya daripada karunia kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abu Sa’id – Sa’ad bin Malik bin Sinan Al Khudri radhiyallahu ‘anhuma) Dan untuk kita semua yang tidak akan bisa lepas dari kesalahan dan dosa, perhatikanlah ayat-ayat dan hadits-hadits berikut. قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ [Katakanlah], “Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa. Sungguh Dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Az Zumar: 53) وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً “Dan siapa saja yang berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia akan mendapati bahwa Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. An Nisa: 110) وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ “Dan Allah tidak akan menghukum mereka, selama mereka masih memohon ampunan.” (QS. Al Anfal: 33) 
Sahabat Abu Bakar pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan suatu kesalahan, kemudian ia berdiri wudhu dan membaguskan wudhunya. Lalu, meminta ampun kepada Allah, kecuali ia pasti diampuni.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat, وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ اللّهَ فَاسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَى مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ “Dan [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, [mereka segera] mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya—dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah [?]—dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali Imran: 135). (HR. Ahmad) Ibunda kita, Aisyah radhiallahu ‘anha, pernah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum wafatnya memperbanyak mengucapkan, “Maha suci Allah dan segala puji bagiNya, aku meminta ampun kepada Allah dan bertobat kepadaNya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 
Demikianlah kehidupan manusia di dunia. Mereka tidak lepas dari tiga hal ini: mendapat kesenangan, menghadapi kesulitan dan terjatuh dalam kesalahan. Dan pada masing-masing dari ketiganya ada ujian (tuntutan) yang harus diselesaikan. Mereka dituntut untuk bersyukur jika mendapatkan kesenangan, harus bersabar jika menghadapi kesulitan, dan senantiasa bertobat meminta ampun atas kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Begitulah seterusnya hingga mereka kembali kepada Allah, Rabb yang akan membangkitkan, memperhitungkan, dan memberi mereka balasan. Hendaknya setiap orang yang berakal selalu mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Rabbnya. Hendaklah setiap kita selalu menyadari bahwa salama kita masih hidup di bumi ini, selama kita masih bernafas, sepanjang kita masih melalui hari demi hari, dan selama nyawa masih belum terlepas dari jasad, kita selalu menyadari bahwa kita akan terus diuji. Dan ketahuilah, bahwa tujuan Allah memberikan ujian kepada kita adalah agar kita senantiasa kembali ke jalanNya yang benar dan lurus, agar kita terus merasa lemah dan merasa butuh kepada Allah, Rabb yang Maha mampu melakukan segala sesuatu. وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ “Dan Kami uji mereka dengan [nikmat] yang baik-baik dan [bencana] yang jelek-jelek agar mereka kembali [kepada kebenaran].” (QS. Al A’raf: 168) 
 Wabillahittaufiq, washallallahu ‘ala nabiyyina muhammad. Walhamdu lillahi rabbil ‘alamin. Sumber: Buletin Jum’at Dakwah Islam, No. 57, Tahun ke-2, 27 Jumadil Akhir 1437 H/ 5 April 2016 M.
gimana guys udah lebih memahami hidup guys???
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar