Mengenggam mimpi
KARYA EVE AMANDA PUTRI
Di
dalam rumah seorang gadis menatap
bintang melalui jendela , ia termenung tentang beberapa tahun yang lalu tahun
dimana semua harapan,cita-citanya hancur lalu ditemani cahaya lampu ia bermain
di dunia mimipinya tidak itu bukan dunia mimpi tapi dunia khayalnya. Bagi ia
dan pandangan masyarakat sekitar kita “ Apakah anak BROKEN HOME dapat bermimpi
?” tampak senyum getir yang terpancar di bibir gadis itu mungkin kenangan
peceraian ibunda dan ayahnya kembali terlintas dipikirannya.
“Gia..Gia..,,Gia..,,bundanya memanggilnya
Dengan
terkejut ia menjawab “ eh.., bunda..,, ada apa bun?”
“Gia
besok gak sekolah?..,, ini udah jam berapa nak ?” sambil mengelus kepalanya
“
iya bun, ini gia mau tidur” sambil tersenyum
Ia menatap bundanya yang perlahan mulai
beranjak pergi dari kamarnya itu, “ ya allah, terimakasih setidaknya engkau
masih memberikanku 1 malaikat untuk menjaga ku saat ini” ucapnya dalam hati.
Tepat pukul 07:10 pelajaran pertama
sudah dimulai kali ini pelajaran pak sukarjo pelajaran Ekonomi dengan senang ia mengikuti pelajaran dengan
baik
Tiba-tiba
sebuah penghapus melayang ke meja ryan dan iqbal“ ryan,iqbal jangan ngobrol terus perhatikan di papan tulis !!!”ujar pak karjo
’’. bagi gia mengobrol, bermain disaat pelajaran bukan hobby yang harus
diterapkan ia hanya memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran hal itu harus
dilakukannya agar ia mendapatkan peringkat 7 besar karena di sekolah ini setiap
murid yg menempati 7 besar di kelas tidak membayar uang spp hal itu tentunya
dapat meringankan beban bundanya.Bel istirahat pun berbunyi.
“ Horee!!!” teriak teman- teman gia
“ayo ini saat nya praktek Ekonomi, teman-teman” teriak
iqbal
“ ayo jangan lupa fungsi uang dimanfaat
kan sebaik-baiknya yaa”sahut ryan sambil mengedipkan mata ke arah
teman-temannya, gia dan anak-anak yang
mendengar ikut tertawa..
“ Gia ayo ke
kantin yuk”ajak dila
“oke” jawab gia,
diikuti teman-teman perempuan yang lain mereka menuju ke kantin
“Eh habis ini
pelajaran apa dil?” tanya karin
“ pkn, rin”
“ada pr gak?”,,
“kayaknya ada rin” jawab dila
“Waduchh aku belum nmengerjakan nich, malah
gurunya killer lagi, Gia kmuh udah selesai?”
“Udah dong rin,
kenapa mau nyontek?”
“Hehh ii..yaa..,
gi boleh ndak gi?
“ boleh..,,
tapii..
Tapi apa gi,?
“Tapii jangan lupa 1 mangkuk soto ya rin”jawab gia
“Ya dech siap, eh gi rum 2 kmuh juga
udah ?” tanya karin “udah gi tapi klu
sama rom 2nya tambah 1 mangkok lagi ya rinn” jawab gia sambil menahan tawa
“Sekalian aja
satu nomor kamu minta 1 mangkok soto gi’’
ketus karin lalu tertawa
Disusul dengan teman-teman yang lain,
“hahaha..,, boleh juga tuh rin,” terlihar
bibir manyun ditunjukkan karin,,
“
becanda-becanda rin ,asik kmuh sih rin gak pernah ngerjain pr di rumah,udah
kelas 12 juga masih aja belum insaf” jawab gia
“Iya.,,iyaa gii”.ujar
karin
“Gia jangan tanya kapan si karin
insaff,sampai malaikat maut bertamu juga gak bakal insaf nih anak”ujar
daarin sambil mencubit pipi karin
Seketika karin pun memanyunkan bibirnya,melihat
ekspresi karin yang mengemaskaan itu sontak membuat gia dan teman-temannya
tertawa
setidaknya walaupun kehangatan di rumah sudah
tidak ia dapatkan namun kehangatan gia di
sekolah masih dirasakan gia,melanjuti hidup seperti teman-temannya yang
lain.sambil menunggu pesanan mereka,gia teringat peristiwa 2 tahun yang lalu.
Brakkk!!!..,,
“Kamuh yang
salah!!!”
“Kamuh tuh yang
egois!!’’
Sementara di dalam kamar tepatnya di
pojok lemari terdapat seorang anak duduk kepalanya ia tundukkan di kaki,
tubuhnya gemetar tapi kedua orang yg diluar kamarnya itu tidak mau tahu, mereka
berperang untuk menunjukan siapa yang benar, bahkan sesekali piring dan benda
terdekat melayang.bahkan dalam hal ini mereka seakan-akan masih berkompetisi
untuk mencari siapa yang paling banyak melemparkan barang –barang, sekali lagi
mereka tidak menghiraukan isakan gadis remaja yang berada dalam kamar
tersebut,padahal gadis itu tidak mau tahu pemenang dari lomba tersebut,yang ia
hanya butuhkan yaitu kedamaian,keharmonisan keluarga yang seperti dulu.hingga
entah dari mana keberanian itu ia dapatkan berjalan menuju pintu dan membuka
pintu kamarnya.,,
Hanya satu kata yang ia ucapkan “
BERHENTI” Dengan suara yang cukup memberhetikan itu semua lalu ia lari dari
rumah.lalu kedua orang tersebut memanggil anak remaja tersebut
“Gia..,,Giaa”
Besoknya ketika disekolah semua
desas-desus sudah tersebar tapi bukannya mengejek teman-teman sekelasnya
memberikan dukungan,motivasi, itu benar-benar membuat gia dapat bertahan.
Berpikir untuk melakukan hal menyimpang
mungkin pernah dipikiran gia tapi hal itu langsung disapu bersih oleh
nasehat-nasehat dan dukungan teman-temannya.,
Tak hanya itu berkat ulur-uluran
orang-orang sekitar, Gia sadar bahwa ia
harus mengejar mimpinya ia ingat nasehat temannya
“ Gia,sabar..,,sabar Gi kamuh harus bangkit”
kata aini dan teman-temannya yang lain
“ gak.,, buat apa? aku ingin berontak
aku ingin mereka tahu kalu mereka salah!!!” teriak gia
“Gia..sadar gi,kalu loh berontak,loh
bakal hancur ingat gi,ibumu dan bapakmu udah hancur loh mau lo ikut hancur,lalu siapa
yang akan membangkitkan keluarga mu” temannya gia menyadarkannya
Hari itu membuat Gia mencoba bertahan,
walau ia masih takut untuk bermimpi.,,,
“eh gi ngapain
kok melamun?..,, liat tu nasi soto lu udah ngembang” kata tuti
“ ngembang..mie
kali?tut” kata daarin
“Emang nasi gak
bisa ngembang ya?” tanya tuti
“ bisa tut,,,..
kalau direndam 24 jam” nyeletuk tiwi
Lalu semua orang tertawa mendengar
candaan tiwi itu, ketika perjalanan menuju kelas
“Gia”
“Iya pak .,, kamuh mau ikut lomba membuat
artikel yang bertema “negatif investor
asing bagi perusahaan local” di UNDIP”
Dengan senang hati gia menerimanya..,,
“pak anton..,, pak anton..” gia kerumah
tetangganya, gia berinisiatif menemui pak anton karena ia ingin mewawancarai
pak anton karena ia memiliki pabrik industri pakain
“ehh.,,gia ada
apa nak” jawab pak anton
“begini pak saya ada lomba menulis
artikel tentang negatif investor asing bagi perusahaan lokal,jadi gia mau minta
bantuan bapak mengenai materi gia pak” ujar gia
“wach bagus itu
nak gia.,,apa yang perlu bapak bantu nak gia?”,ujar pak anton dengan wajah yang
penuh semangat untuk mengajarkan gia.melihat ekspresi pak anton yang sangat
antusias gia sangat senang,lagi-lagidunia tak sekejam ia bayangkan.Dan Semesta
selalu punya seribu satu cara menolong hambanya.
Sama seperti di lingkungan sekolah,
tetangga Gia juga tidak pernah mencemooh latar belakang keluarga Gia, bahkan
mereka membantu dan memberi dukungan untuk gia.,,
“ ting..,,ting..,ting” hp Gia berbunyi
dan tak lain yaitu bm dari teman-temannya ketika Gia membuka hpnya ia terharu
karena semua temannya memberikan screen shoot tentang bahan artikel dan link
dari website nya itu, hal itu tentunya menambah pengetahuan gia untuk
artikelnya itu.
Pada hari H lomba Gia sangat berambisi
untuk menang karena ia sudah memiliki bahan dan pengetahuan yang cukup,
sebenarnya bukan menang itu yang jadi tujuan utamanya karena ia ingin
membuktikan bahwa apapun masalah dalam hidup gak jadi penghalang buat kita bermimpi.Keadaan
bukan menjadi alasan untuk mengenggam atau melepaskaan mimpi.Selama kau masih
mengenggam mimpi selama itu juga impian bukan hal yang mustahil untuk diraih.
Ini adalah saat yang di tunggu-tunggu
tiba yaitu pengumuman..,,sesuai yang gia harapkan gia menang dalam lomba itu
hadiahnya yaitu mendapat 15 juta jika masuk di universitas tersebut dan
mendapatkan nilai plus ketika mendaftar di universitas tersebut., hari ini
menyadarkan Gia bahwa semua orang dapat bermimpi karena mimpi adalah karunia tuhan
dan hadiah tuhan yang diberikan untuk
semua orang sebagai tuntunan bagi
hambanya.
---#epilog #---
Tinn..tinnn!! bunyi klakson dimana –mana
lampu merah yang didepan masih menunjukkan angka 100 mungkin bila lampu itu di
angka nol tetap saja mobil itu tidak dapat
berjalan dengan lancar, ini ibu kota pusat perhatian dari negeri ini
tapi masih disayangkan masih terdapat penyakit MACET yang belum dapet
disembuhkan seperti layaknya penyakit langka yang belum tedeteksi penyebab dan
penyembuhannya. Ditengah-tengah ke gaduhan terdapat perempuan cantik memakai
jas dan setumpuk dokumen di sampingnya ia sedang memandanggi sekumpulan
anak-anak dari kaca mobilnya anak-anak tersebut bergaya punky, warna-warni
rambut yang berdiri tegak seperti halnya rocker sejati tak lupa pakaian yang
bewarna hitam di lengkapi dengan sobek-sobekan celana.mungkin mereka anggap itu
style atau.. itu hanya cara mereka
mengeksperesikan berat beban hidup mereka yang ingin mereka bebaskan?,
entahlahh..
“ kasihan mereka ya bu Gia, mereka gagal
dalam hidup nyaa ,mereka terputus sekolah dan gak bisa mengejar
cita-citanya,biasanya itu anak-anak yang broken home buk” ucap pria yang
didepan wanitatersebut yang dari tadi memperhatikan nyonya nya tersebut
ketika mengamati anak-anak tersebut, seketika suara tersebut memecahkan lamunan
wanita dibelakangnya itu,
Kereeennn👌🏻👌🏻
BalasHapusMantull kak
BalasHapusbagussss😍
BalasHapuskereeeeen
BalasHapusKereeeeennnnnn
BalasHapusKereenn
BalasHapusBagusss 💕
BalasHapusBagusss nih veee
BalasHapusKereennn
BalasHapusSyukaaaa 😊. Lanjutkan evee
BalasHapusLanjutkan bakatnya ya eveeee. Semangatt
BalasHapus