Minggu, 23 Desember 2018

My Cerpen : Mengenggam Mimpi



Mengenggam mimpi
KARYA EVE AMANDA PUTRI




Di dalam rumah  seorang gadis menatap bintang melalui jendela , ia termenung tentang beberapa tahun yang lalu tahun dimana semua harapan,cita-citanya hancur lalu ditemani cahaya lampu ia bermain di dunia mimipinya tidak itu bukan dunia mimpi tapi dunia khayalnya. Bagi ia dan pandangan masyarakat sekitar kita “ Apakah anak BROKEN HOME dapat bermimpi ?” tampak senyum getir yang terpancar di bibir gadis itu mungkin kenangan peceraian ibunda dan ayahnya kembali terlintas dipikirannya.

 “Gia..Gia..,,Gia..,,bundanya  memanggilnya
Dengan terkejut ia menjawab “ eh.., bunda..,, ada apa bun?”
“Gia besok gak sekolah?..,, ini udah jam berapa nak ?” sambil mengelus kepalanya
“ iya bun, ini gia mau tidur” sambil tersenyum
Ia menatap bundanya yang perlahan mulai beranjak pergi dari kamarnya itu, “ ya allah, terimakasih setidaknya engkau masih memberikanku 1 malaikat untuk menjaga ku saat ini” ucapnya dalam hati.
Tepat pukul 07:10 pelajaran pertama sudah dimulai kali ini pelajaran pak sukarjo pelajaran Ekonomi  dengan senang ia mengikuti pelajaran dengan baik
            Tiba-tiba sebuah penghapus melayang ke meja ryan dan iqbal“ ryan,iqbal  jangan ngobrol terus  perhatikan di papan tulis !!!”ujar pak karjo ’’. bagi gia mengobrol, bermain disaat pelajaran bukan hobby yang harus diterapkan ia hanya memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran hal itu harus dilakukannya agar ia mendapatkan peringkat 7 besar karena di sekolah ini setiap murid yg menempati 7 besar di kelas tidak membayar uang spp hal itu tentunya dapat meringankan beban bundanya.Bel istirahat pun berbunyi.
 “ Horee!!!” teriak teman- teman gia
“ayo ini  saat nya praktek Ekonomi, teman-teman” teriak iqbal
“ ayo jangan lupa fungsi uang dimanfaat kan sebaik-baiknya yaa”sahut ryan sambil mengedipkan mata ke arah teman-temannya, gia dan anak-anak  yang mendengar ikut tertawa..
“ Gia ayo ke kantin yuk”ajak dila
“oke” jawab gia, diikuti teman-teman perempuan yang lain mereka menuju ke kantin
“Eh habis ini pelajaran apa dil?” tanya karin
“ pkn, rin”
“ada pr gak?”,, “kayaknya ada rin” jawab dila
“Waduchh aku belum nmengerjakan nich, malah gurunya killer lagi, Gia kmuh udah selesai?”
“Udah dong rin, kenapa mau nyontek?”
“Hehh ii..yaa.., gi boleh ndak gi?
“ boleh..,, tapii..
Tapi apa gi,? “Tapii jangan lupa 1 mangkuk soto ya rin”jawab gia
“Ya dech siap, eh gi rum 2 kmuh juga udah ?” tanya karin  “udah gi tapi klu sama rom 2nya tambah 1 mangkok lagi ya rinn” jawab gia sambil menahan tawa
“Sekalian aja satu nomor kamu  minta 1 mangkok soto gi’’ ketus karin lalu tertawa
Disusul dengan teman-teman yang lain,
 “hahaha..,, boleh juga tuh rin,” terlihar bibir manyun ditunjukkan karin,,
 “ becanda-becanda rin ,asik kmuh sih rin gak pernah ngerjain pr di rumah,udah kelas 12 juga masih aja belum insaf” jawab gia
“Iya.,,iyaa gii”.ujar karin
“Gia jangan tanya kapan si karin insaff,sampai malaikat maut bertamu juga gak bakal insaf nih anak”ujar daarin  sambil mencubit pipi karin
Seketika karin pun memanyunkan bibirnya,melihat ekspresi karin yang mengemaskaan itu sontak membuat gia dan teman-temannya tertawa
 setidaknya walaupun kehangatan di rumah sudah tidak ia dapatkan namun kehangatan gia di   sekolah masih dirasakan gia,melanjuti hidup seperti teman-temannya yang lain.sambil menunggu pesanan mereka,gia teringat peristiwa 2 tahun yang lalu.
Brakkk!!!..,,
“Kamuh yang salah!!!”
“Kamuh tuh yang egois!!’’
Sementara di dalam kamar tepatnya di pojok lemari terdapat seorang anak duduk kepalanya ia tundukkan di kaki, tubuhnya gemetar tapi kedua orang yg diluar kamarnya itu tidak mau tahu, mereka berperang untuk menunjukan siapa yang benar, bahkan sesekali piring dan benda terdekat melayang.bahkan dalam hal ini mereka seakan-akan masih berkompetisi untuk mencari siapa yang paling banyak melemparkan barang –barang, sekali lagi mereka tidak menghiraukan isakan gadis remaja yang berada dalam kamar tersebut,padahal gadis itu tidak mau tahu pemenang dari lomba tersebut,yang ia hanya butuhkan yaitu kedamaian,keharmonisan keluarga yang seperti dulu.hingga entah dari mana keberanian itu ia dapatkan berjalan menuju pintu dan membuka pintu kamarnya.,,
Hanya satu kata yang ia ucapkan “ BERHENTI” Dengan suara yang cukup memberhetikan itu semua lalu ia lari dari rumah.lalu kedua orang tersebut memanggil anak remaja tersebut
“Gia..,,Giaa”
Besoknya ketika disekolah semua desas-desus sudah tersebar tapi bukannya mengejek teman-teman sekelasnya memberikan dukungan,motivasi, itu benar-benar membuat gia dapat bertahan.
Berpikir untuk melakukan hal menyimpang mungkin pernah dipikiran gia tapi hal itu langsung disapu bersih oleh nasehat-nasehat dan dukungan teman-temannya.,
Tak hanya itu berkat ulur-uluran orang-orang sekitar, Gia sadar  bahwa ia harus mengejar mimpinya ia ingat nasehat temannya
 “ Gia,sabar..,,sabar Gi kamuh harus bangkit” kata aini dan teman-temannya yang lain
“ gak.,, buat apa? aku ingin berontak aku ingin mereka tahu kalu mereka salah!!!” teriak gia
“Gia..sadar gi,kalu loh berontak,loh bakal hancur ingat gi,ibumu dan bapakmu  udah hancur loh mau lo ikut hancur,lalu siapa yang akan membangkitkan keluarga mu” temannya gia menyadarkannya
Hari itu membuat Gia mencoba bertahan, walau ia masih takut untuk bermimpi.,,,
“eh gi ngapain kok melamun?..,, liat tu nasi soto lu udah ngembang” kata tuti
“ ngembang..mie kali?tut” kata daarin
“Emang nasi gak bisa ngembang ya?” tanya tuti
“ bisa tut,,,.. kalau direndam 24 jam” nyeletuk tiwi
Lalu semua orang tertawa mendengar candaan tiwi itu, ketika perjalanan menuju kelas
“Gia”
“Iya pak .,, kamuh mau ikut lomba membuat artikel yang bertema  “negatif investor asing bagi perusahaan local” di UNDIP”
Dengan senang hati gia menerimanya..,,
“pak anton..,, pak anton..” gia kerumah tetangganya, gia berinisiatif menemui pak anton karena ia ingin mewawancarai pak anton karena ia memiliki pabrik industri pakain
“ehh.,,gia ada apa nak” jawab pak anton
“begini pak saya ada lomba menulis artikel tentang negatif investor asing bagi perusahaan lokal,jadi gia mau minta bantuan bapak mengenai materi gia pak” ujar gia
“wach bagus itu nak gia.,,apa yang perlu bapak bantu nak gia?”,ujar pak anton dengan wajah yang penuh semangat untuk mengajarkan gia.melihat ekspresi pak anton yang sangat antusias gia sangat senang,lagi-lagidunia tak sekejam ia bayangkan.Dan Semesta selalu punya seribu satu cara menolong hambanya.
Sama seperti di lingkungan sekolah, tetangga Gia juga tidak pernah mencemooh latar belakang keluarga Gia, bahkan mereka membantu dan memberi dukungan untuk gia.,,
“ ting..,,ting..,ting” hp Gia berbunyi dan tak lain yaitu bm dari teman-temannya ketika Gia membuka hpnya ia terharu karena semua temannya memberikan screen shoot tentang bahan artikel dan link dari website nya itu, hal itu tentunya menambah pengetahuan gia untuk artikelnya itu.
Pada hari H lomba Gia sangat berambisi untuk menang karena ia sudah memiliki bahan dan pengetahuan yang cukup, sebenarnya bukan menang itu yang jadi tujuan utamanya karena ia ingin membuktikan bahwa apapun masalah dalam hidup gak jadi penghalang buat kita bermimpi.Keadaan bukan menjadi alasan untuk mengenggam atau melepaskaan mimpi.Selama kau masih mengenggam mimpi selama itu juga impian bukan hal yang mustahil untuk diraih.
Ini adalah saat yang di tunggu-tunggu tiba yaitu pengumuman..,,sesuai yang gia harapkan gia menang dalam lomba itu hadiahnya yaitu mendapat 15 juta jika masuk di universitas tersebut dan mendapatkan nilai plus ketika mendaftar di universitas tersebut., hari ini menyadarkan Gia bahwa semua orang dapat bermimpi karena mimpi adalah karunia tuhan  dan hadiah tuhan yang diberikan untuk semua orang  sebagai tuntunan bagi hambanya.

---#epilog #---
Tinn..tinnn!! bunyi klakson dimana –mana lampu merah yang didepan masih menunjukkan angka 100 mungkin bila lampu itu di angka nol tetap saja mobil itu tidak dapat  berjalan dengan lancar, ini ibu kota pusat perhatian dari negeri ini tapi masih disayangkan masih terdapat penyakit MACET yang belum dapet disembuhkan seperti layaknya penyakit langka yang belum tedeteksi penyebab dan penyembuhannya. Ditengah-tengah ke gaduhan terdapat perempuan cantik memakai jas dan setumpuk dokumen di sampingnya ia sedang memandanggi sekumpulan anak-anak dari kaca mobilnya anak-anak tersebut bergaya punky, warna-warni rambut yang berdiri tegak seperti halnya rocker sejati tak lupa pakaian yang bewarna hitam di lengkapi dengan sobek-sobekan celana.mungkin mereka anggap itu style atau..  itu hanya cara mereka mengeksperesikan berat beban hidup mereka yang ingin mereka bebaskan?, entahlahh..
“ kasihan mereka ya bu Gia, mereka gagal dalam hidup nyaa ,mereka terputus sekolah dan gak bisa mengejar cita-citanya,biasanya itu anak-anak yang broken home buk” ucap pria  yang  didepan wanitatersebut yang dari tadi memperhatikan nyonya nya tersebut ketika mengamati anak-anak tersebut, seketika suara tersebut memecahkan lamunan wanita dibelakangnya itu,

11 komentar: